SEPATU DAN CINTA
“ kita adalah sepasang sepatu,
selalu bersama tak bisa bersatu’
“kita mati pakai tak berjiwa
bergerak karena kaki manusia”
“aku sang sepatu kanan”
“kamu sang sepatu kiri”
Itu adalah sepenggal lirik lagu tulus yang berjudul
“sepatu”, kali ini saya akan membahas tentang sepatu yang banyak menyimpang
makna .
Chek it out !
Sepatu, adalah
suatu barang yang hampir semua orang pasti memiliki serta memakainya.
Sepatu sudah merupakan suatu kebutuhan yang dewasa ini harus terpenuhi. Sepatu merupakan suatu jenis alas kaki
(footwear) yang biasanya terdiri bagian-bagian kap(tutup), tali, sol, hak, dan
lidah. Disamping berfungsi sebagai alas kaki manusia , ternyata secara tidak
langsung sepatu juga telah memberikan pelajaran hidup yang bisa diterapkan dari
itu. Kali ini, saya akan membahas pelajaran yang diberikan oleh sepatu terhadap
‘Cinta’. Mengapa cinta? Karena ada pepatah yang menyebutkan bahwa sepatu =
SEjalan sampPAi TUa. Cara
mencntai yang baik itu adalah seperti sepasang sepatu. Mengapa demikian ?
Karena
!
1. Sepatu
Adalah Sebuah Benda Yang Sama , Tapi Tak Pernah
Persis Bentuknya Namun Selalu
Serasi Keadaanya.
Sama
seperti sepatu, manusia adalah mahluk yang di ciptakan sama, dalam artian
diciptkan dalam bentuk sempurna. Akan tetapi, manusia tidak diciptakan secara
persis tetap akan memiliki perbedaan . Misalnya perbedaan jenis kelamin, ada
pria dan wanita akan tetapi dari perbedaan tersebut ada suatu keadaan yang akan
membuat perbedaan itu menjadi sebuah keserasian. Perbedaan memang merupakan suatu kodrat yang di
ciptakan Tuhan pada setiap ciptaannya, khusu nya pada manusia dengna jenis
kelamin pria dan wanita pada masalah
cinta. Pasangan penulis, Alan dan Barbara Pease, perbedaan itu antara lain :
a. Jangkauan
Sudut Pandang
Jika
diukur dari hidung, maka wanita mempunyai jangkauan sudut pandang yang relatif
lebih besar.Menurut penelitian, jangakauan sudut pandang wanita berkisar antara
45 derajat sampai dengan 180 derajat, diukur dari hidung kearah kanan kiri atas
bawah. Jadi kaum wanita, dengan jangkauan sudut pandang yang luas itu bisa
melihat isi lemari tanpa menggerakkan kepalanya, hanya dengan modal
plirak-plirik saja mereka bisa menemukan barang yang dicari.
Ini
berbeda dengan kaum pria yang mempunyai sudut pandang yang relatif lebih kecil.
Pria jika memandang sesuatu maka otak akan memproses pandangannya itu ibarat
teropong bajak laut .Jauh dan lebih fokus, dan juga akan mencari KATA yang
tertulis diotak tentang benda yang dicari atau ingin dilihat.
b. Struktur
Otak
Dalam
struktur otak wanita, kemampuan untuk berbicara terutama ada dibagian depan
otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan.Sementara untuk pria,
kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan kemampuan otak yang penting. Adanyapun
cuma di bagian otak kiri dan tidak ada area yang spesifik. Otak pria itu
terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang masuk. Jadi jangan heran
kalau wanita lebih senang berbicara dan banyak pula yang dibicarakan, karena
kedua belah otaknya mampu bekerja sekaligus.
Di
malam hari, setelah seharian penuh beraktivitas, pria bisa menyimpan semuanya
diotaknya. Sementara otak wanita tidak bekerja seperti itu. Informasi atau
masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini tidak
akan berhenti sampai dia bisa mencurahkan habis isi otaknya alias curhat.
Oleh
sebab itu, kalau wanita bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan
unek-uneknya, bukan untuk mencari kesimpulan atau solusi seperti yang dilakukan
kaum pria.
c. Membangun
Hubungan Lewat Percakapan
Rata-rata
wanita bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara pria hanya sekitar 7
ribu kata sehari atau bahkan lebih sedikit dari itu. Pria jika sudah
menghabiskan 7 ribu kata, maka dia tidak akan berminat untuk bicara lebih
lanjut. Persediaan si wanita tergantung dari apa yang sudah ia lakukan
sepanjang hari. Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari
itu, dia pun akan sedikit berbicara. Kalau dia tinggal sendirian di rumah saja,
mungkin ia sudah menggunakan 5 ribuan kata. Jadi masih ada 15 ribu lagi!
d. Multitasking
Dari
penelitian, pria cuma bisa melakukan satu hal pada suatu waktu. Semua
penelitian yang ada menemukan bahwa otak pria lebih terspesialiasi,
terbagi-bagi.
Otak
pria berkembang sedemikian sehingga mereka hanya dapat berkonsentrasi pada satu
hal yang spesifik pada suatu saat, sehingga sering mereka bilang mereka bisa
mengerjakan
semuanya tapi ‘satu-satu dong!!’. Sementara otak wanita punya konstruksi yang memungkinkan wanita melakukan banyak hal sekaligus atau kerennya multitasking job.
semuanya tapi ‘satu-satu dong!!’. Sementara otak wanita punya konstruksi yang memungkinkan wanita melakukan banyak hal sekaligus atau kerennya multitasking job.
Wanita
bisa melakukan banyak hal yang sama sekali tidak berhubungan pada waktu
bersamaan, dan otaknya tidak pernah putus, selalu aktif.
e. Indirect
Speech (berbicara secara tidak langsung)
Wanita
kalau berbicara biasanya menggunakan indirect speech alias memberikan isyarat
tentang apa yang sebenarnya dia inginkan. Tujuannya adalah untuk menghindari
konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu
sama lain. Indirect speech biasanya menggunakan kata-kata
seperti: ‘kayaknya’, ‘sepertinya’dan sebagainya.
Ketika
wanita bicara menggunakan indirect speech ke wanita lain, tidak pernah ada
masalah.Wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Tapi, bila
dipakai untuk bicara dengan pria, bisa berakibat fatal!.
Kebanyakan
pria menggunakan bahasa langsung atau direct speech dan mereka mengambil makna
sebenarnya dari apa yang orang lain katakan.
2. Sepatu Tak Pernah Berjalan Bersaam Dan Kompak, Akan
Tetapiselalu Memiliki Tujuan Yang Sama.
Layaknya
sepatu, dalam menjalin cinta tekadang
kita tidak perlu menunjukkan keromantisan dihadapan semua orang dengan tujuan
memberitahukan bahwa kita sedang menjalin cinta kasih. Yang terpentting dalam
hubungan cinta adalah komitmen kuat yang di bangun oleh pasangan untuk hubungan
cinta yang lebih baik.
Sepatu
mengajarkan yang terpenting bukanlah apa
saja yang telah kita lakukan secara bersamaan akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana suatu
hubungan yang penuh dengan perbedaan dan kesulitan bisa menghasilkan satu
tujuan yang lebih baik untuk bersama. Karena adanya tujuan yang sama antar
pasangan, akan melahirkan suatu hubungan yang penuh kebahagiaan.
3. Sepatu Tidak Pernah Berganti Posisi, Namun Berusaha
Saling Melengkapi
Pada
nyatanya sepatu kiri tidak pernah bisa dipakai kaki kanan demikian juga sebaliknya.
Hal ini lebih menjelaskan kepada pentingnya peran masing-masing pasangan dalam
suatu hubungan, dalam hubungan rumah tangga misalnya. Kedudukan pria sebagai
kepala rumah tangga, secara keagamaan ataupun sosial tidak bisa di gantikan
oleh wanita, begitu pula sebaliknya.
Kedudukan pria
sebagai kepala keluarga yang menjadi nahkoda bahtera rumah tangga sangat
penting dan akan berubah keadaannya jika hal ini digantikan oleh wanita.
Begitupula dengan wanita yang tugasnya dalam pandangan sosial sebagai seorang
ibu yang bertugas mengurusi rumah tangga juga akan berubah keadaanya jika
digantikan oleh pria. Memang ada beberapa kasus yang memaksakan seorang ibu atau ayah untuk membangun rumah
tangganya secara tunggal. Akan tetapi, dalam kondisi yang sewajarnya baik
seorang laki-laki atau wanita memang tidak bisa pernah menggantti posisinya,
namun setiap pasangan yang baik adalah pasangan yang akan berusaha saling
melengkapi setiap posisi pasangannya, layaknya sepatu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar