Hubungan
antara filsafat dengan ilmu pendidikan pendidikan,berbicara tentang korelasi
atau hubungan di antara keduanya, ada baiknya perlu di bahas apa itu filsafat
apa itu ilmu pendidikan. Filsafat adalah hasil pemikiran dan
perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Sesuatu
disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti
terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak
terbatas, filsafat membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering
dikatakan filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat
ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.
Filsafat
membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran
filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan
kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari
segi yang bisa diamati oleh manusia saja, sesungguhnya isi alam yang dapat
dinikmati hanya sebagian kecil saja. Misalnya mengamati gunung es, hanya mampu
melihat yang di atas permukaan di laut saja. Sementara itu filsafat mencoba menyelami
sampai kedasar gunung es itu untuk meraba sesuatu yang ada dipikiran dan
renungan yang kritis.
Pendidikan
merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.
Secara garis
besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a). pendidikan,
b). teori umum pendidikan, dan c). ilmu pendidikan.
Pengertian pertama, pendidikan pada umumnya yaitu mendidik
yang dilakukan oleh masyarkat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak
manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman purba, kebanyakan manusia memerlukan
anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat pembawaan, demi
kelangsungan hidup keturunanya. Yang termasuk insting manusia antara lain sikaf
melindungi anak, rasa cinta terhadap anak, bayi menangis, kempuan menyusu air
susu ibu dan merasakan kehangatan dekapan ibu.
Mendidik
merupakan cara membudayakan manusia, pekerjaan mendidik mencakup banyak
hal yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan,
sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud membuat manusia
menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan
alamiah menjadi berbudaya.
Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John
Dewey pendidikan itu adalah The general theory of education dan Philoshophy
is the general theory of education, dan dia tidak membedakan filsafat
pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan teri
pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.
Konsep itu bersumber
dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan progresif, inti filsafat
pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah yang benar, sedangkan inti
filsafat pendidikan progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna
hidup dan kehidupan manusia.
Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait
satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan
dibentuk oleh sejumlah teori. Pendidikan merupakan
salah satu bidang ilmu. Sama halnya dengan ilmu-ilmu yang lain, pendidikan
lahir dari induknya filsafat. Sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu
pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya
pendidikan bersama dengan filsafat sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan
diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk
kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan
hidup manusia.
Hubungan antara
filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal
yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas
prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara
filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya
menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
Filsafat dan pendidikan merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Brauner dan Burns (Problem in
Education Philosophy) bahwa pendidikan dan filsafat itu tidak dapat dipisahkan
karena yang dijadikan sasaran/tujuan pendidikan adalah juga dijadikan
sasaran/tujuan filsafat yaitu kebijaksanaan. Filsafat sebagai ilmu karena di
dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah “bagaimanakah,
mengapakah, kemanakah dan apakah”. Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-sifat
yang dapat ditangkap atau yang tampak oleh indera. Jawaban atau pengetahuan
yang diperolehnya bersifat deskripsi (penggambaran) pertanyaan mengapa
menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu objek. Jawaban atau pengetahuan yang
diperolehnya bersifat kausalitas (sebab akibat). Pertanyaan ke mana menanyakan
tentang apa yang terjadi dimasa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan
datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan. Pertama, pengetahuan
yang timbul dari hal-hal yang selalu berulang-ulang (kebiasaan), yang nantinya
pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Kedua, pengetahuan yang
timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Ketiga, pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai
(hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan pegangan. Tegasnya pengetahuan yang
diperoleh dari jawaban kemanakah adalah pengetahuan normatif.
Kilpatrick dalam bukunya“Philosophy
of Education”, menjelaskan bagaimana hubungan filsafat dengan pendidikan yaitu “Berfilsafat
dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha. Berfilsafat adalah memikirkan
dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan
mendidik adalah usaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu dalam kehidupan,
dalam kepribadian manusia. Mendidik adalah mewujudkan nilai-nilai yang dapat
disumbangkan oleh filsafat, dimulai dengan generasi muda untuk membimbing
rakyat membina nilai-nilai di dalam kepribadian mereka, dan dengan cara ini
pula cita-cita tertinggi suatu filsafat dapat terwujud dan melembaga di dalam
kehidupan mereka”. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat dan pendidikan itu
tidak dapat dipisahkan.
Dalam hal ini filsafatlah yang
menetapkan konsep, ide-ide dan idealisme atau ideologi yang dibutuhkan sebagai
dasar/landasan dan tujuan pendidikan. Dan pendidikan merupakan usaha yang
mengupayakan agar ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku,
dan bahkan membina kepribadian. Atas dasar pemahaman itu pula maka filsafat pancasila
selain diakui sebagai dasar dan ideologi negara dan pandangan hidup bangsa,
tetapi juga pancasila dijadikan filsafat dan dasar pendidikan di Indonesia. Sebagai
dasar dan filsafat pendidikan berarti pancasila harus dijadikan landasan
pemikiran dan dasar pertimbangan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan dalam
pelaksanaan pendidikan di Indonesi dan juga harus dijadikan dasar pijakan/moral
bagi pendidik (menjadi filsafat pendidik) di dalam melaksanakan kegiatan
kependidikan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar