Senin, 26 Desember 2016

PANDANGAN ISLAM TENTANG FILSAFAT

PANDANGAN ISLAM TENTANG FILSAFAT


Islam dalam agama penyempurna dari agama-agama yang telah diturunkan oleh Allah kepada Umat terdahulu, artinya Islam adalah agama terakhir. Oleh sebab itu pula sebagai agama yang sempurna tentunya Islam harus bersifat universal dan konfrehensif, dapat sesuai dengan setiap zaman dan setiap tempat dimana penganutnya berada.
Selain itupula Islam sebagai agama yang diridhai oleh Allah Swt. mestinya tidak bertentangan dengan fitrah (akal) manusia yang juga dikaruniakan oleh Allah kepada manusia sebagaimana yang dikemukakan oleh Quraish Shihab : Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber yaitu Allah Swt. Namun pada kenyataannya tidak jarang kita temukan antara akal dan wahyu dipertentangkan oleh masing-masing. Oleh sebab itu, maka dalam makalah kami ini diantara hal ihwal yang akan kami sajikan yaitu “Bagaimana Pandangan Islam tentang Filsafat” sebagai bahan masukan untuk kita semua dan sekurang kurangnya menjadi bahan diskusi.
Filsafat merupakan salah satu dari sekian banyak sistem-sitem Islam yang mempunyai pengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku umat Islam. Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab  irad libmaid aguj gnay ,ةقسل ف bahasa Yunani; Filosofi (philosophia). Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Selanjutnya dalam hubungan antara akal (filsafat) dan syari‟at (agama). Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa hubungan antara akal dan syari‟at adalah hubungan pengetahuan, bisa jadi akal mengetahui syari‟at dan bisa jadi tidak bukan untuk menetapkan adanya syari‟at atau tidak adanya. Bahkan Ibnu Taimiyah pernah menyatakan bahwa filsafat itu haram dengan alasan jika seorang filsuf yang tidak kuat akidahnya dapat menyesatkan.
Dari uraian singkat di atas dapat difahami bahwasanya filsafat dibutuhkan untuk memahami isi kandungan Al-Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam dan pada dasarnya keduanya akan mengantarkan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah hanya saja kalau agama menuntun manusia melalui wahyu yang diturunkan oleh Allah secara langsung maka filsafat adalah usaha frogresif manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Filsafat agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi obyek pemikirannya. Berbeda dengan ilmu-ilmu deskriptif, filsafat agama mendekati agama secara menyeluruh. Filsafat agama mengembangkan logika, teori pengetahuan dan metafisika agama. Filsafat agama dapat dijalankan oleh orang-orang beragama sendiri yang ingin memahami dengan lebih mendalam arti, makna dan segi-segi hakiki agama-agama. Masalah-masalah yang dipertanyakan antara lain: hubungan antara Allah, dunia dan manusia, antara akal budi dan wahyu, pengetahuan dan iman, baik dan jahat, apriori religius, faham-faham seperti mitos dan lambang, dan akhrinya cara-cara untuk membuktikan kerasionalan iman kepada Allah serta masalah "theodicea".
Ada juga filsafat agama yang reduktif (mau mengembalikan agama kepada salah satu kebutuhan manusia dengan menghilangkan unsur transendensi), kritis (mau menunjukkan agama sebagai bentuk penyelewengan dan kemunduran) dan anti agama (mau menunjukkan bahwa agama adalah tipuan belaka). Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuffilsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan.' Para ulama yang menganggap filsafat sebagai ilmu sesat adalah para ulama arab saudi dan seluruh ulama di dunia ini yang beraliran salafy/wahaby/ ahlus sunnah wal jamaah. Dalam berbagai buku dan majalah dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu sesat yang bertentangan dengan ajaran islam.
Namun harus diingat bahwa definisi ilmu filsafat yang dianggap sesat adalah ilmu filsafat yang bertentangan dengan ajaran islam. Imam Ghazali telah menulis buku yang mengkritik filsafat dan menyatakan kafirnya berbagai ajaran fisafat. Namun kemudian Ibnu Rusyd (pengarang kitab bidayatul mujtahid) menulis buku yang membantah buku Imam Ghazali tersebut, dikabarkan bahwa Ibnu Rusydmembela filsafat, mungkin filsafat yang dibela ibnu rusyd adalah filsafat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dengan demikian bisa dibilang bahwa ilmu filsafat itu terdiri dari dua bagian, bagian pertama yang tidak bertentangan dengan ajaran islam dan bagian kedua yang bertentangan dengan ajarn islam. Dan patut diingat bahwa dalam beragama kita tidak memerlukan filsafat karena nabi dan para sahabatnya juga tidak mengajarkan ilmu filsafat.

Sumber :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar