PEMIKIRAN PLATO
Manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang teristimewa dikarunai kemampuan berpikir yang
sekaligus membedakannya dengan ciptaan lainnya. Menarik untuk menyimak dari
sejarah mengenai bagaimana kemampuan berpikir manusia terus berkembang dari
waktu ke waktu. Pengetahuan semakin bertambah dan apa yang dahulu dianggap
mustahil untuk dilakukan, sekarang dapat dilakukan.
Ada
beberapa tokoh yang dikenal sebagai pemikir di zamannya. Beberapa yang terkenal
adalah tiga tokoh yang dikenal dengan sebutan “The Gang of Three” yaitu Socrates,
Plato dan Aristoteles. Ketiga orang inilah yang dianggap berperan
besar dalam membentuk pola pikir barat (Western Mind). Socrates menekankan
pentingnya argumentasi dan pemikiran kritis dalam berpikir. Plato menekankan
perlunya untuk selalu mencari “kebenaran” dan mempertahankan pemikiran kritis.
Sedangkan Aristoteles, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung,
mengembangkan pemikiran ”kategoris” dimana segala sesuatu harus dapat
didefinisikan dan dikategorikan. Maka tulisan ini akan memjelaskan tentang
pemikiran dari plato.
Plato
adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri
dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di
dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi
oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling
terkenal ialah Republik,yang di dalamnya berisi uraian garis besar
pandangannya pada keadaan “ideal”.Dia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di
mana Socrates adalah peserta utama.
Ajaran
Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya
mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam
polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai manusia
serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya
berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan physis/kodrat. Plato tidak
pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk
sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis atau
Negara. Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat
ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu
spesialisasi bidang pekerjaan, sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua
pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya
perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhanpun
bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Dalam
menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga yang
harus dididik khusus.
Ada
tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang
tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan kepemimpinan
dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan ketiga, Golongan
pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis.Plato
tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab
menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit
disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis
tersebut.Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan
monarkhi, karena jika hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan
jika terlalu demokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu
diadakan penggabungan, dan negara ini berdasarkan pada pertanian bukan
perdagangan. Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena.
a. Ciri-ciri
Karya-karya Plato
1. Bersifat
Sokratik
Dalam
Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan
kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.
2. Berbentuk
dialog
Hampir
semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato
berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam
huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu
dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.
3. Adanya
mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan
ajarannya yang abstrak dan adiduniawi.
Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya
sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang
terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog. Pemikiran plato yang akan di bahas kali ini adalah tentang ide dan karya seni serta keindahan.
a. Pemikiran
plato tentang ide-ide, dunia ide dan dunia indrawi.
1. Idea-idea
Sumbangsih
Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap
idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang
definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud
oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan
atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak
diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada
pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea.
Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak
berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita.. Idea-idea
ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah
lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat
terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling
tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea
yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.
2. Dunia
Idea
Dunia
idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada
perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu
idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal
ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja,
tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil
buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai “kebajikan” dan
“kebenaran”.
3. Dunia
Indrawi
Dunia
indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat
dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah
refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan
dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia
jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.
b. Pemikiran
Plato tentang Karya Seni dan Keindahan
1. Pandangan
Plato tentang Karya Seni
Pandangan
Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya
terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik).
Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis
mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang
ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang
asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul,
lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
2. Pandangan
Plato tentang Keindahan
Pemahaman Plato
tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi,
yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang
sesungguhnya terletak pada dunia ide.Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah
ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya
seni.Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini
hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang
lebih rendah.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar