Rabu, 28 Desember 2016

FILOSOFI SAPU LIDI

FILOSOFI SAPU LIDI

Sapu lidi, siapakah di antara Anda yang tidak memilikinya di rumah? Sapu jenis lidi merupakan salah satu item yang sangat berguna bagi kebutuhan rumah tangga anda. Sapu ini menembus perbedaan status dan ekonomi, Anda bisa lihat dari kehidupan orang-orang miskin, atau orang kelas menengah, bahkan lihat saja rumah orang-orang kaya. Mereka semua mempunyai sapu jenis lidi. Sapu lidi umumnya digunakan untuk menyapu pekarangan, membersihkan debu di kasur yang sedang dijemur, dan masih banyak lagi kegunaannya.
Sapu jenis lidi ini selain digunakan untuk menyapu pekarangan dan membersihkan kasur, ternyata mempunyai nilai filosofis yang tinggi. Sapu ini erat kaitannya dengan filosofi persatuan. Anda dapat membayangkan jika satu batang lidi harus dipakai untuk membersihkan sebuah pekarangan yang penuh dengan kotoran.
Pastilah hal ini akan sangat sulit dilakukan, selain itu tentunya juga akan membuang-buang waktu dan tenaga. Tapi jika lidi-lidi disatukan sehingga membentuk sabuah sapu, maka hal yang tadinya mustahil, dapat Anda kerjakan sekarang. Sehingga saya sangat setuju jika sapu lidi adalah simbol persatuan dan kekuatan komunitas.
Persatuan dan Kesatuan tentu pula diawali dengan rasa kebersamaan, kekompakan dan kerukunan antara satu sama lainnya, dengan demikian akan tertanam rasa kesatuan merupakan satu kekuatan. “Filosofi” Sapu lidi bilamana hanya satu tidak punya kekuatan namun setelah di ikat menjadi satu akan menjadikan kekuatan yang utuh yang tidak dapat dipatahkan atau dihancurkan. Jika sendirian menghasilkan sesuatu yang baik, berdua output-nya pasti lebih baik. Apalagi beberapa elemen itu bergabung menjadi satu (team work). Sudah pasti hasilnya akan jauh lebih baik lagi.
Menanamkan cinta tanah air tentunya diawali cinta tanah kelahiran dengan demikian secara otomatis akan membela dan memperjuangkan demi nama baik wilayahnya. Begitu pula menanamkan. Seperti pepatah kuno yang berkata “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Pepatah ini terealisasi dengan menggunakan filosofi sapu lidi. Seikat sapu lidi, adalah bentuk persatuan. Generasi penerus bangsa harus dipahamkan, bahwa perjuangan mencapai tujuan, tidaklah mampu dilakukan seorang diri. Ini pelajaran hidup yang bisa dilakukan oleh kita semua dengan berkaca pada perjuangan nenek moyang kita dalam merebut kemerdekaan.
Tanpa persatuan, mungkin saat ini kita belum merdeka dan masih ada dibawah penjajahan bangsa lain. Tidak hanya itu, kita sebagai manusia sosial, tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Baik secara tidak langsung maupun secara langsung, kita selalu membutuhkan orang lain agar kita bisa menghadapi dan menjalani hidup.
Komunikasi yang baik dan intensif  agar bisa dijaga,saling tukar pengalaman dan membuka ruang bagi pemain untuk menyalurkan aspirasi dalam mendapatkan semua informasi yang dipikirkan atau dirasakan oleh anggota. Bina suasana kekeluargaan yang saling pengertian hangat dan harmonis,bisa meningkatkan semangat dan kekompakan kelompok.
Dengan demikian suasana yang aman,nyaman dan damai dapat diciptakan dan dirasakan oleh semua kumpulan orang sehingga mereka merasa sehati dan sejiwa seperti filosofi sapulidi, dari lidi-lidi yang kecil dirangkai dan diikat menjadi satu dalam satu kekuatan, bisa membersihkan ruangan dan halaman yang luas sekalipun. Bisa digunakan untuk bermacam macam tugas dan kerja, karena sapulidi kuat dan lentur.
Bahkan dari segi mistis, sapu lidi merupakan salah satu benda yang dipercaya memiliki tuah untuk mengusir makhluk gaib, bahkan ada juga mitos mengatakan bahwa sapu jenis lidi yang biasa digunakan untuk menyapu pekarangan juga dapat dijadikan sarana mendatangkan ilham/wangsit dengan cara tidur di lantai dan menggunakan sapu lidi sebagai bantal agar mimpi lebih terarah. Tentunya semua tergantung kepercayaan Anda.

  

Sumber : 
https://brahmacarya.wordpress.com/2012/10/21/tetap-kompak-layaknya-sapu-lidi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar