FILOSOFI
SAPU LIDI
Sapu
lidi, siapakah di antara Anda yang tidak memilikinya di rumah? Sapu jenis lidi
merupakan salah satu item yang sangat berguna bagi kebutuhan rumah tangga anda.
Sapu ini menembus perbedaan status dan ekonomi, Anda bisa lihat dari kehidupan
orang-orang miskin, atau orang kelas menengah, bahkan lihat saja rumah
orang-orang kaya. Mereka semua mempunyai sapu jenis lidi. Sapu lidi umumnya
digunakan untuk menyapu pekarangan, membersihkan debu di kasur yang sedang
dijemur, dan masih banyak lagi kegunaannya.
Sapu
jenis lidi ini selain digunakan untuk menyapu pekarangan dan membersihkan kasur,
ternyata mempunyai nilai filosofis yang tinggi. Sapu ini erat kaitannya dengan
filosofi persatuan. Anda dapat membayangkan jika satu batang lidi harus dipakai
untuk membersihkan sebuah pekarangan yang penuh dengan kotoran.
Pastilah
hal ini akan sangat sulit dilakukan, selain itu tentunya juga akan
membuang-buang waktu dan tenaga. Tapi jika lidi-lidi disatukan sehingga
membentuk sabuah sapu, maka hal yang tadinya mustahil, dapat Anda kerjakan
sekarang. Sehingga saya sangat setuju jika sapu lidi adalah simbol persatuan
dan kekuatan komunitas.
Persatuan
dan Kesatuan tentu pula diawali dengan rasa kebersamaan, kekompakan dan
kerukunan antara satu sama lainnya, dengan demikian akan tertanam rasa kesatuan
merupakan satu kekuatan. “Filosofi” Sapu lidi bilamana hanya satu tidak punya
kekuatan namun setelah di ikat menjadi satu akan menjadikan kekuatan yang utuh
yang tidak dapat dipatahkan atau dihancurkan. Jika sendirian menghasilkan
sesuatu yang baik, berdua output-nya pasti lebih baik. Apalagi beberapa elemen
itu bergabung menjadi satu (team work). Sudah pasti hasilnya akan jauh lebih
baik lagi.
Menanamkan
cinta tanah air tentunya diawali cinta tanah kelahiran dengan demikian secara
otomatis akan membela dan memperjuangkan demi nama baik wilayahnya. Begitu pula
menanamkan. Seperti pepatah kuno yang berkata “bersatu kita teguh, bercerai
kita runtuh”. Pepatah ini terealisasi dengan menggunakan filosofi sapu lidi.
Seikat sapu lidi, adalah bentuk persatuan. Generasi penerus bangsa harus
dipahamkan, bahwa perjuangan mencapai tujuan, tidaklah mampu dilakukan seorang
diri. Ini pelajaran hidup yang bisa dilakukan oleh kita semua dengan berkaca
pada perjuangan nenek moyang kita dalam merebut kemerdekaan.
Tanpa
persatuan, mungkin saat ini kita belum merdeka dan masih ada dibawah penjajahan
bangsa lain. Tidak hanya itu, kita sebagai manusia sosial, tidak bisa hidup
sendiri di dunia ini. Baik secara tidak langsung maupun secara langsung, kita
selalu membutuhkan orang lain agar kita bisa menghadapi dan menjalani hidup.
Komunikasi
yang baik dan intensif agar bisa dijaga,saling tukar pengalaman dan
membuka ruang bagi pemain untuk menyalurkan aspirasi dalam mendapatkan semua
informasi yang dipikirkan atau dirasakan oleh anggota. Bina suasana
kekeluargaan yang saling pengertian hangat dan harmonis,bisa meningkatkan
semangat dan kekompakan kelompok.
Dengan
demikian suasana yang aman,nyaman dan damai dapat diciptakan dan dirasakan oleh
semua kumpulan orang sehingga mereka merasa sehati dan sejiwa seperti filosofi
sapulidi, dari lidi-lidi yang kecil dirangkai dan diikat menjadi satu dalam
satu kekuatan, bisa membersihkan ruangan dan halaman yang luas sekalipun. Bisa
digunakan untuk bermacam macam tugas dan kerja, karena sapulidi kuat dan
lentur.
Bahkan
dari segi mistis, sapu lidi merupakan salah satu benda yang dipercaya memiliki
tuah untuk mengusir makhluk gaib, bahkan ada juga mitos mengatakan bahwa sapu
jenis lidi yang biasa digunakan untuk menyapu pekarangan juga dapat dijadikan
sarana mendatangkan ilham/wangsit dengan cara tidur di lantai dan menggunakan sapu
lidi sebagai bantal agar mimpi lebih terarah. Tentunya semua tergantung
kepercayaan Anda.
Sumber :
https://brahmacarya.wordpress.com/2012/10/21/tetap-kompak-layaknya-sapu-lidi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar