HAKIKAT MANUSIA DALAM FILSAFAT
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena manusia dibekali
dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat
dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat
keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki kedudukan
yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur ketiganya dan dapat
memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb. Manusia merupakan
mahluk ciptaan Tuhan yang diberikan akal dan pikiran yang sempurna. Dengan diberikannya akal, membuat
manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu
manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh
berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut. Dan tidak merasa puas
selalu menggali ilmu baru yang disebut berfilsafat.
Filsafat
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan pemikiran mendalam,
luas, radikal (sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijakansanaan dalam
melihat suatu problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari
hakikat atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.
Ilmu yang
mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat. Hakikat
berarti adanya berbicara mengenai apa manusia itu, ada empat aliran yang
dikemukakan yaitu :
1.
Aliran Serba Zat
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada itu
hanyalah zat atau materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah
unsur dari alam, maka dari itu manusia adalah zat atau materi.
2.
Aliran Serba Ruh
Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada
didunia ini ialah ruh, juga hakikat manusia adalah ruh, adapun zat itu adalah
manifestasi dari pada ruh diatas dunia ini. Fiche mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang lain (selain ruh ) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis
perumpamaan, perubahan atau penjelmaan dari ruh ( Gazalba, 1992: 288 ). Dasar
pikiran aliran ini ialah bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari
pada materi. Hal ini mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana
betapapun kita mencintai seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya, maka
materi/jasadnya tidak ada artinya. Dengan demikian aliran ini menganggap ruh
itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan.
3.
Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya
terdiri dari dua substransi yaitu jasmani dan rohani. Kedudukannya substansi
ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama
lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh, dan ruh tidak berasal dari
badan. Perwujudannya manusia tidak serba dua, jasat dan ruh. Antara badan
dan ruh terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling mempengaruhi.
4.
Aliran Eksistensialisme
Aliran filsafat modern berfikir tentang hakikat manusia
merupakan kewajiban eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi
intinya hakikat manusia itu yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh.
Disini manusia dipandang tidak dari sudut serba zat atau serba ruh atau
dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia
itu sendiri didunia ini. Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia ialah
manusia itu merupakan berkaitan antara badan dan ruh. Islam secara tegas mengatakan
bahwa badan dan ruh adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk dan
keduanya diciptakan oleh allah, dijelaskan bahwa proses perkembangan dan
pertumbuhan manusia menurut hukum alam material. Pendirian islam bahwa manusia
terdiri dari substansi yaitu materi dari bumi dan ruh yang berasal dari tuhan,
maka hakikat pada manusia adalah ruh sedang jasadnya hanyalah alat yang
dipergunakan oleh ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat
dikatakan manusia.
Pandangan tentang hakikat manusia ini poespoprodjo mengemukakan bahwa:
Pandangan tentang hakikat manusia ini poespoprodjo mengemukakan bahwa:
a. Hakikat manusia haruslah diambil
dengan seluruh bagiannya yaitu bagian esensional manusia, baik yang ,metafisis
( animalitas dan rasionalitas ) maupun fisik ( badan dan jiwa ) juga semua
bagian yang integral ( anggota-anggota badan dan pelengkapannya ). Manusia
wyamajib menguasai hakikatnya yang kompleks san mengendalikan bagian bagian
tersebut agar bekerja secara harmonis. Manusia menurut hakikatnya adalah hewan
dan harus hidup seperti hewan ia wajib menjaga badannya dan memberi apa
kebutuhannya. Tetapi hewan yang berakal budi dan ia harus juga hidup seperti
makhluk yang berakal budi.
b. Hakikatnya
manusia harus diambil dengan seluruh nisbahnya, seluruh kaitannya tidak hany
terdapat keselarasan batin antara bagian-bagian dan kemampuan –kemampuan yang
membuat manusia itu sendiri, tetapi juga harus terdapat keselarasan antara
manusia denagn lingkungannya. Keberadaan manusia dimuka bumi suatu yang
menarik.sebab selain manusia itu sendiri selalu menjadi pokok permasalahan
,juga dapat dilihat bahwa segala peristiwa apapun yang terjadi didunia ini dan
masalah apapun yang harus dipecahkan dibumi ini ,pada intinya dan akhirnya
berhubungan juga dengan manusia .untuk itu usaha mempelajari hakikat manusia
memerlukan pemikiran yang filosofis .karena setiap manusia akan selalu berfikir
tentang dirinya sendiri .namun tingkat pemikiran itu selalu mempunyai perbedaan
(nawawi ,1993:65). Hal itu disadarkan pada pemikiran bahwa selain sebagai
subyek pandidikan ,manusia merupakan objek pendidikan itu sendiri :
Kedudukan
manusia yang paling menarik ialah bahwa manusia itu menyelidiki kedudukannya
sendiri dalam lingkungan yang diselidiki pula (Drijarkara, 1986:50).suatu
kenyataan terkadang yang diperoleh, ternyata hasil penyelidikan mengenei
lingkungannya itu lebih memuaskan dari pada penyelidikan tentang manusia itu
sendiri. Pemikiran tentang hakikat manusia sejak jaman dahulu sampai jaman
modern ini belum berakhir dan tak akan pernah berakhir karena dalam pandangan
yang lebih jauh, antara badan dan ruh menyatu dalam pribadi manusia yang
disebut “aku”. Manusia yang pada dasarnya hewan memiliki banyak sifat yang
serupa dengan makhluk lain. Meski demikian ada seperangkat perbedaan antara
manusia dengan makhluk lain yang tidak disamai, yang menganugrahi keunggulan
pada diri manusia ( Muthahhari,1992: 62). Kenyataan seperti ini terkadang
membuat manusia mempunyai versi yang berbeda dalam fikirannya. Sesuatu saat
manusia akan berfikir bahwa mereka merupakan salah satu anggota margasatwa (
Animal kingdom). Disaat lain dia juga akan merasa warga dunia idea dan nilai (
Anshari, 1992:6). Pandangan seperti itulah yang pada akhirnya akan
memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh, bahwa mereka adalah pencari
kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar