Senin, 26 Desember 2016

HAKIKAT MANUSIA DALAM FILSAFAT

HAKIKAT MANUSIA DALAM FILSAFAT

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur ketiganya dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang diberikan akal dan pikiran yang sempurna. Dengan diberikannya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut. Dan tidak merasa puas selalu menggali ilmu baru yang disebut berfilsafat.
Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan pemikiran mendalam, luas, radikal (sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijakansanaan dalam melihat suatu problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat. Hakikat berarti adanya berbicara mengenai apa manusia itu, ada empat aliran yang dikemukakan yaitu :
1.      Aliran Serba Zat
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari itu manusia adalah zat atau materi.
2.      Aliran Serba Ruh
Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada didunia ini ialah ruh, juga hakikat manusia adalah ruh, adapun zat itu adalah manifestasi dari pada ruh diatas dunia ini. Fiche mengemukakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain ruh ) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis perumpamaan, perubahan atau penjelmaan dari ruh ( Gazalba, 1992: 288 ). Dasar pikiran aliran ini ialah bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari pada materi. Hal ini mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana betapapun kita mencintai seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya, maka materi/jasadnya tidak ada artinya. Dengan demikian aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan.
3.      Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substransi yaitu jasmani dan rohani. Kedudukannya substansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh, dan ruh tidak  berasal dari badan. Perwujudannya manusia tidak serba dua,  jasat dan ruh. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling mempengaruhi.
4.      Aliran Eksistensialisme
Aliran filsafat modern berfikir tentang hakikat manusia merupakan kewajiban eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Disini manusia dipandang tidak dari sudut serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri didunia ini. Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan berkaitan antara badan dan ruh. Islam secara tegas mengatakan bahwa badan dan ruh adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk dan keduanya diciptakan oleh allah, dijelaskan bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan manusia menurut hukum alam material. Pendirian islam bahwa manusia terdiri dari substansi yaitu materi dari bumi dan ruh yang berasal dari tuhan, maka hakikat pada manusia adalah ruh sedang jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia. 
Pandangan tentang hakikat manusia ini poespoprodjo mengemukakan bahwa:
a.  Hakikat manusia haruslah diambil dengan seluruh bagiannya yaitu bagian esensional manusia, baik yang ,metafisis ( animalitas dan rasionalitas ) maupun fisik ( badan dan jiwa ) juga semua bagian yang integral ( anggota-anggota badan dan pelengkapannya ). Manusia wyamajib menguasai hakikatnya yang kompleks san mengendalikan bagian bagian tersebut agar bekerja secara harmonis. Manusia menurut hakikatnya adalah hewan dan harus hidup seperti hewan ia wajib menjaga badannya dan memberi apa kebutuhannya. Tetapi hewan yang berakal budi dan ia harus juga hidup seperti makhluk yang berakal budi.
b.   Hakikatnya manusia harus diambil dengan seluruh nisbahnya, seluruh kaitannya tidak hany terdapat keselarasan batin antara bagian-bagian dan kemampuan –kemampuan yang membuat manusia itu sendiri, tetapi juga harus terdapat keselarasan antara manusia denagn lingkungannya. Keberadaan manusia dimuka bumi suatu yang menarik.sebab selain manusia itu sendiri selalu menjadi pokok permasalahan ,juga dapat dilihat bahwa segala peristiwa apapun yang terjadi didunia ini dan masalah apapun yang harus dipecahkan dibumi ini ,pada intinya dan akhirnya berhubungan juga dengan manusia .untuk itu usaha mempelajari hakikat manusia memerlukan pemikiran yang filosofis .karena setiap manusia akan selalu berfikir tentang dirinya sendiri .namun tingkat pemikiran itu selalu mempunyai perbedaan (nawawi ,1993:65). Hal itu disadarkan pada pemikiran bahwa selain sebagai subyek pandidikan ,manusia merupakan objek pendidikan itu sendiri :
Kedudukan manusia yang paling menarik ialah bahwa manusia itu menyelidiki kedudukannya sendiri dalam lingkungan yang diselidiki pula (Drijarkara, 1986:50).suatu kenyataan terkadang yang diperoleh, ternyata hasil penyelidikan mengenei lingkungannya itu lebih memuaskan dari pada penyelidikan tentang manusia itu sendiri. Pemikiran tentang hakikat manusia sejak jaman dahulu sampai jaman modern ini belum berakhir dan tak akan pernah berakhir karena dalam pandangan yang lebih jauh, antara badan dan ruh menyatu dalam pribadi manusia yang disebut “aku”. Manusia yang pada dasarnya hewan memiliki banyak sifat yang serupa dengan makhluk lain. Meski demikian ada seperangkat perbedaan antara manusia dengan makhluk lain yang tidak disamai, yang menganugrahi keunggulan pada diri manusia ( Muthahhari,1992: 62). Kenyataan seperti ini terkadang membuat manusia mempunyai versi yang berbeda dalam fikirannya. Sesuatu saat manusia akan berfikir bahwa mereka merupakan salah satu anggota margasatwa ( Animal kingdom). Disaat lain dia juga akan merasa warga dunia idea dan nilai ( Anshari, 1992:6). Pandangan seperti itulah yang pada akhirnya akan memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh, bahwa mereka adalah pencari kebenaran.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar