FILOSOFI
NAMA PULAU BANGKA
Pulau Bangka merupakan pulau penghasil
timah Casseteriet (SNO2). Secara
Geografis Pulau Bangka bersebelahan dengan Pulau Belitung di sisi Timurnya,
Palembang di sisi Barat. Sedangkan Utara Berbatasan dengan Laut Cina Selatan (Laut
Natuna), dan di sisi selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Banyak hal yang
menarik yang bisa ditemui di Pulau bangka selain pertambangan timahnya yang
dijadikan mata pencaharian sebagaian besar penduduk, disamping bertani.
Pertambangan timah tersebar dari pesisir hingga kota. Istilah “Tua Bangka” yang
sering digunakan sebagai kalimat kiasan sehari-hari yang berarti tua sekali. Kata “bangka” dalam kiasan tersebut merajuk
pada pulau bangka, yang diperkirakan ada sejak jaman prasejarah, sekitar jaman
tersier atau sekitar 65juta tahun yang lalu.
Asal usul dikenalnya pulau ini sebagai pulau Bangka
memiliki berbagai macam cerita dan beberapa diantaranya disebarkan melalui
cerita-cerita rakyat Bangka dan sisanya di dapatkan berdasarkan penafsiran para
arkeolog terhadap peninggalan purbakala yang ada di Pulau Bangka. Cerita pertama
mengisahkan bahwa asal mula nama “Pulau Bangka” berasal dari seringnya
ditemukan kapal-kapal karam dan terdampat di pulau tersebut yang konon kapal-
kapal tersebut bertuliskan kata ‘VANKA’
Ada juga yang mengatakan karena di hutan Pulau
tersebut banyak ditumbuhi Kayu Bangka
yang dipergunakan untuk pembuatan Kapal. Cerita ketiga mengisahkan seorang
raksasa yang mati dan bangkainya menjadi Pulau, maka dinamakanlah Pulau Bangka.
Versi keempat penamaan pulau bangka sudah dikenal
sejak abad ke 6-7 M, tertulis dalam sebuah prasasti yang berbentuk tugu yang
ditemukan di kotakapur, sebelah barat pesisir pulau Bangka. Dalam prasasti itu
terdapat kata Vanka yang di tulis dalam huruf palawa, dalam bahasa sansekerta Vanka berarti
Timah, hal ini juga membuktikan bahwa pertambangan timah di Bangka sudah di
kenal pada abad tersebut. Namun berdasarkan catatan Belanda , Timah baru
ditemukan di pulau bangka pada tahun 1701 dan Pertambangan Timah mulai berlangsung
pada awal abad ke-18. Penambang Timah pada waktu itu merupakan orang-orang cina
dari suku Hakka (Orang melayu menyebutnya Hokian), yang berasal dari
provinsi Guan Dong, Tiongkok. Tapi sebelum kedatangan Belanda pulau ini
sudah di kenal dengan nama “Bangka” dan orang-orang tionghoa juga
menyebut Bangka yang berarti timah.
Disini terlihat ketimpangan waktu antar sumber
sejarah yang dipakai dalam prasasti dan catatan Belanda. Jika kita mengacu pada
sumber prasasti, Timah telah ditemukan di Pulau Bangka sejak sekitar abad ke
6-7 pada masa kerajaan Sriwijaya. Dan melalui temuan arkeologis itu
dimungkinkan bahwa penamaan Bangka sebagai nama pulau sudah dikenal. Dugaannya
adalah jika dilihat dari mutasi bahasa kata Vanka berubah menjadi Wanka dan
akhirnya menjadi Bangka. hal ini diperkuat dengan para penambang tionghoa yang
juga menyebut timah sebagai “Bangka”.
Sumber
:
Abdullah,
Husnail Husin. 1983. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Bangka Belitung. PT
Karya Indah Unpress : Jakarta
Poesponegoro,
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia Jilid
II. 2010. Balai Pustaka : Jakarta
Sulaiman,
Koko. 2005. Megat Merai Kandis. Grasindo: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar