Minggu, 25 Desember 2016

ADA APA DENGAN PEMILU INDONESIA

ADA APA DENGAN PEMILU INDONESIA

Pemilihan Umum atau biasa disebut Pemilu adalah merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat, di mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung. Pemilu merupakan salah satu dari tolak ukur keberhasilan sistem demokrasi di suatu Negara. Pemilu yang dapat terlaksana dengan baik, berarti demokrasi dalam Negara tersebut pun baik. Pemilu merupakan kehendak mutlak bangsa Indonesia yang menetapkan dirinya sebagai Negara demokratis. Dalam konstitusi Negara Indonesia sendiri menyebutkan pemilu merupakan manivestasi kedaulatan rakyat. Pemilu yang diadakan setiap 5 tahun sekali ini sangat ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak baik rakyat maupun pejabat tinggi yang akan maupun sudah menduduki jabatan di pemerintahan.
Impian utama dari rakyat dengan pelaksanaan pemilu yaitu terjadinya suatu perubahan di segala bidang menjadi ke arakah yang lebih baik. Dalam pemilu para petinggi negara akan berusaha menyonsong dirinya ataupun memepertahankan kedudukannya sebagai wakil yang di pilih rakya. Berdasarkan fakta lapangan, pemilu juga merupakan kesempatan untuk partai politik mengusung nama-nama calon yang di anggap mampu mengusung nama partai untuk duudk di kursi yang tepat. Kedaulatan rakyat yang tercermin dalam pemilu itu sendiri seperti memilih para wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat baik tingkat pusat maupun daerah, atau memperpanjang jabatan dari para wakil rakyat. Menurut pengalaman yang sudah-sudah, biasanya calon-calon yang diusung untuk mencalonkan diri akan melakukan kampanye. Kampanye merupakan ‘pemasaran’ visi dan misi para calon dengan berbagai cara. Yang sering terjadi pada masyarakat, kampanye oleh para calon di warnai dengan pemasangan iklan, umbul-umbul wajah beserta keterangan partai di sepanjang jalan, pembagian stiker, kaos, kerudung peci, bahkan sampai bahan-bahan sembako kepada seluruh masyarakat yang dianggap memililiki hak suara. Pembagian  barang- barang tersebut pada biasanya di bagikan oleh tangan kanan para calon atau ada yang  langsung dibagikan oleh calon yang bersangkutan.
Dalam proses pembagian rakyat dijanjikan kesejateraan, kemakmuran, dan perekonomia pro-rakyat yang tercantum pada visi dan misi para calon. Berbicara visi dan misi para calon dalam kampanye ke masyarakat luas sangat tidak efektif, apalagi dalam pelaksanaan kampanye itu sendiri yang lebih di tonjolkan oleh para calon bukan visi dan misi nya, akan tetapi lebih menonjolkan ‘penyogokan’ dengan menggunakan barang-barang seperti yang disebutkan diatas. Begitu juga dengan masyarakat, secara dominasi masyarakat yang dating dalam acara kampanye tersebut tidak mengedapankan pengetahuan tentang apa visi dan misi dari calon-calon yang sedang berkampanye, akan tetapi fokus terhadap barang apa yang akan di berikan oleh para calon kepada mereka.
Secara lintas, memang hal ini tidak berpengaruh pada berjalannya kampanye, akan tetapi hal seperti ini akan berpengaruh pada proses pemilu maupun hasil dari pemilu itu sendiri. Dari bebrapa kasus yang ada, banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui visi dan misi para calon, atau bahkan diperparah dengan ketidaktahuan masyarakat dengan nama para calon yang akan mewakili rakyat dikursi pemerintahan. Dari hal inipun, dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan pemilu yang seperti ini tdak efisien. Banyak sekali permasalahan dari proses kampanye yang berpengaruh pada hasil pemilu, jika di perhatikan secara seksama dari proses kampanye yang salah ini, awalnya akan timbul rasa’ masa bodoh’ terhadap sistem pemrintahan dan ketidak mau tahuan masyarakat tentang apa saja dan siapa saja yang akan menduduki kursi pemerintahan. Padahal, penentuan siapa dan apa visi dan misi indovidu yang akan duduk di kursi pemerintahan merupakan faktor besar yang akan menentukan kesejahteraan rakyat kedepannya. Akan tetapi, jika kondisi ini tidak berusaha untuk di perbaiki secara perlahan, maka sisitem pemrintahan di Indonesia aan tetap sepert ini, tetap tertarik dengan kampanye tetapi tidak tertarik kepada siapa yang kampanye. Tertarik pada ‘serangan’ berupa apa yang akan di berikan pada saat kampanye bukan pada apa visi misi  yang akan di berikan serta kontribusi yang bagaimana yang akan di bangun oleh para calon.
Kebanyakan dari kita berada pada dua pilihan yaitu memilih ikut pemilu dalam ketidak tahuan atau tidak ikut memilih karena memelihara ketidak tahuan. Mari berfikir dan menyadari bahwa politik itu milik seluruh rakyat, mari sadar jika keberhasilan politik merupakan cikal bakal kesejahteraan rakyat, dan mari berhenti saling menyalahkan atas kekurangan orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan pada pemilih yang memilih atas dasar barang apa yang di brikan calon saat kampanye. Sudah bukan saatnya lagi untuk saling menyalahkan, tapi sekarang saatnya untuk merubah sedikit demi sedikit cara berfikir tentang pemilu di Negara kita tercinta ini. Masih ada pemilu- pemilu yang akan dating, yang bisa di gunakan sebagai ajang penerapan gerakan perubahan cara pandang tenatng pemilu di Indonesia. Mari berfikir jernih saudara-saudara ku, untuk Indonesia yang lebih baik.. 

Sumber            :
http://www.kompasiana.com/novidamai/opini-pemilihan-umum-di-indonesia_54f78befa33311377a8b4646

Tidak ada komentar:

Posting Komentar