Senin, 26 Desember 2016

FILSAFAT EMPIRISME DAN PENGANUTNYA


FILSAFAT EMPIRISME DAN PENGANUTNYA

Empirisme? Wht’s Empirisme? Let’s See Now !!

Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Oleh karena itu, adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, maka pandangan terhadap filsafat mulai merosot. Ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan.  Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya di peroleh lewat indera (empiri), dan empirislah satu-satunya sumber. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
Empirisme, berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh kesan-kesan dari alam nyata, untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman.
Untuk memahami inti filsafat empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme yaitu  :
1.      Filsafat Empirisme Tentang Teori Makna,
Teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola jumlah yang dapat di indra dan dihubungkan kualitas sebagai urutan pristiwa yang sama.
2.      Filsafat emperisme tentang teori pengetahuan,
Menurut orang rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya. Dalam pembentukan aliran filsafat empirisme tidak terlepas dari filsuf yang mengemukakan pendapatnya berdasarkan aliran empirisme.
Berikut beberapa para filsuf dan pemikirannya yang sejalan dengan aliran filsafat empirisme :
1.       Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati. Kata Bacon selanjutnya, kita sudah terlalu lama dpengaruhi oleh metode deduktif. Dari dogma-dogma diambil kesimpulan, itu tidak benar, haruslah kita sekarang memperhatikan yang konkret mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2.      Thomas Hobbles (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbles berpendapat bahwa pengalaman  indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan indralah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan pengabungan data-data indrawi belaka. Pengikut aliran empirisme Thomas Hobbles yang lain diantaranya : Jhon Locke (1632-1704 M), David Hume (1711-1776 M), Geege Berkeley(1665-1753 M)
3.      Jhon Locke (1632-1704 M)
Ia menentang teori rasionalisme, menurutnya segala pengetahuan datang dari penglaman dan tidak lebih dari itu. Akal bersifat pasif saat pengetahuan didapatkan. Akal tidak mandapatkan pengetahuan dari dirinya sendiri diibaratkan ia adalah selembar kertas putih yang diberi warna oleh berbagai pengalaman.
Dalam penelitiannya John Locke menggunakan istilah Sensation dan Reflection. Sensation (pengalaman lahiriah) adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, Sedangkan reflection (pengalaman batiniah) pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia tentang kondisi psikis diri kita sendiri. Tiap-tiap pengetahuan yang dimiliki manusia terdiri dari Sensation  dan reflection. Ttidak ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa sejak lahir, melainkan pengalamanlah yang membentuk jiwa seseorang. Buku Locke, Essay Concerming Human Understanding (1689) ditulis berdasarkan satu premix yaitu semua pengetahuan datang dari pengetahuan. Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan ide untuk konsep tentang sesuatu yang ada dibelakang pengalaman tidak ada ide yang diturunkan seperti yang diajarkan Plato. Dengan kata lain, Locke menolak adanya innate ide ; adequate idea dari Spinoza, truth of reason dari Leibeninz, semuanya ditolaknya. yang innate (bawaan) itu tidak ada. Dalam mengemukakan pendapatnya, berikut jal pemikiran Jhon Locke tentang empirisme :
a.       Dari jalan masuknya pengetahuan kita megetahui bahwa innate itu tidak ada. Memang agak umum orang bertanggapan bahwa innate itu ada. Seperti yang ditempelkan pada jiwa manusia dan jiwa membawanya kedunia lain.
b.      Persetujuan umum adalah argument yang terkuat. Tidak ada sesuatu yang dapat disetujui oleh umum tentang innate idea justru disajikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada. innate idea itu sebenarnya tidaklah mungkin diakui dan sekali juga diakui adanya. Bukti-bukti yang mengatakan ada innate ide jusrtu saya jadikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada.
Tidak juga dicetakan (distempelkan) pada jiwa sebab pada anak idiot, ide yang innate itu tidak ada padahal anak normal dan anak idiot sama-sama berpikir. Jhon Locke mengatakan bahwa apa yang dianggapnya pada jiwa substansi adalah pengertian tentang object sebagai idea tentang object itu yang dibentuk oleh jiwa berdasarkan masukan dari indra. Akan tetapi, Locke tidak berani menegaskan bahwa ide itu adalah substansi obyek. Substansi adalah persoalan metafisika sepanjang masa
4.      David Home (1711-1776 M)
Empirisme, berpendirian bahwa hakikat pengetahuan adalah berupa pengalaman. David Home termasuk dalam aliran empirisme radikal menyatakan, bahwa ide-ide dapat dikembalikan pada sensasi-sensasi (ransangan indra). William James menyatakan, bahwa pernyataan tentang fakta adalah hubungan di antara benda-benda, sama banyaknya dengan pengalaman khusus yang diperoleh secara langsung panca indra.
5.      Herbert Spencer (1820-1903 M)
Herbert Spencer berpusat pada  teori  evolusi. Sembilan tahun sebelum terbitnya karya Darwin yang terkenal. The Origin of Species (1859 M), Spencer sudah meneribitkan bukunya tentang teori evolusi. Empirismenya terlihat jelas dalam filsafat tentang the great unkwable (fenomena-fenomena atau gejala-gejala). Memang besar dibelakang gejala- gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi yang absolut itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip pengenalan kita hanya menyangkut relasi-relasi antara gejala-gejala. Yang dibelakang gejala-gejala ada sesuatu yang oleh spenser disebut yang tidak diketahui.
Jadi, dari beberapa pandangan ahli yang sejalan dengan aliran filsafat empirisme mengemukakan bahwa aliran filsafat empirisme merupakan aliran yang menyatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari pengalaman yang secara indera bukan berasal dari akal atu hitungan rasio.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar