FILSAFAT EMPIRISME DAN PENGANUTNYA
Empirisme? Wht’s Empirisme? Let’s
See Now !!
Istilah
empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau
pengalaman. Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Oleh karena itu, adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, maka pandangan terhadap filsafat mulai
merosot. Ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang
bermanfaat, pasti dan benar hanya di peroleh lewat indera (empiri), dan
empirislah satu-satunya sumber. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
Empirisme adalah salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan
akal.
Empirisme,
berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh
kesan-kesan dari alam nyata, untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul
dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman.
Untuk
memahami inti filsafat empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme
yaitu :
1. Filsafat Empirisme Tentang Teori
Makna,
Teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat
penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris jiwa dapat dipahami
sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola jumlah yang dapat
di indra dan dihubungkan kualitas sebagai urutan pristiwa yang sama.
2. Filsafat emperisme tentang teori
pengetahuan,
Menurut orang rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti
setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa
prinsip dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya. Dalam
pembentukan aliran filsafat empirisme tidak terlepas dari filsuf yang
mengemukakan pendapatnya berdasarkan aliran empirisme.
Berikut beberapa
para filsuf dan pemikirannya yang sejalan dengan aliran filsafat empirisme :
1. Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon bahwa pengetahuan yang sebenarnya
adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia
fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati. Kata Bacon selanjutnya,
kita sudah terlalu lama dpengaruhi oleh metode deduktif. Dari dogma-dogma
diambil kesimpulan, itu tidak benar, haruslah kita sekarang memperhatikan yang
konkret mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2. Thomas Hobbles (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbles berpendapat bahwa pengalaman
indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapat disentuh
dengan indralah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual (rasio) tidak
lain hanyalah merupakan pengabungan data-data indrawi belaka. Pengikut aliran
empirisme Thomas Hobbles yang lain diantaranya : Jhon Locke (1632-1704 M),
David Hume (1711-1776 M), Geege Berkeley(1665-1753 M)
3. Jhon Locke (1632-1704 M)
Ia menentang teori rasionalisme, menurutnya segala
pengetahuan datang dari penglaman dan tidak lebih dari itu. Akal bersifat pasif
saat pengetahuan didapatkan. Akal tidak mandapatkan pengetahuan dari dirinya
sendiri diibaratkan ia adalah selembar kertas putih yang diberi warna oleh
berbagai pengalaman.
Dalam penelitiannya John Locke menggunakan istilah Sensation
dan Reflection. Sensation (pengalaman lahiriah) adalah
suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, Sedangkan reflection (pengalaman
batiniah) pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia
tentang kondisi psikis diri kita sendiri. Tiap-tiap pengetahuan yang
dimiliki manusia terdiri dari Sensation dan reflection. Ttidak
ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa sejak lahir, melainkan pengalamanlah yang
membentuk jiwa seseorang. Buku Locke, Essay Concerming Human Understanding
(1689) ditulis berdasarkan satu premix yaitu semua pengetahuan datang dari
pengetahuan. Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan ide untuk konsep
tentang sesuatu yang ada dibelakang pengalaman tidak ada ide yang diturunkan
seperti yang diajarkan Plato. Dengan kata lain, Locke menolak adanya innate ide
; adequate idea dari Spinoza, truth of reason dari Leibeninz,
semuanya ditolaknya. yang innate (bawaan) itu tidak ada. Dalam
mengemukakan pendapatnya, berikut jal pemikiran Jhon Locke tentang empirisme :
a. Dari jalan masuknya pengetahuan kita
megetahui bahwa innate itu tidak ada. Memang agak umum orang
bertanggapan bahwa innate itu ada. Seperti yang ditempelkan pada jiwa manusia
dan jiwa membawanya kedunia lain.
b. Persetujuan umum adalah argument
yang terkuat. Tidak ada sesuatu yang dapat disetujui oleh umum tentang innate
idea justru disajikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada. innate idea
itu sebenarnya tidaklah mungkin diakui dan sekali juga diakui adanya.
Bukti-bukti yang mengatakan ada innate ide jusrtu saya jadikan alasan untuk
mengatakan ia tidak ada.
Tidak juga
dicetakan (distempelkan) pada jiwa sebab pada anak idiot, ide yang innate itu
tidak ada padahal anak normal dan anak idiot sama-sama berpikir. Jhon Locke
mengatakan bahwa apa yang dianggapnya pada jiwa substansi adalah pengertian
tentang object sebagai idea tentang object itu yang dibentuk oleh jiwa
berdasarkan masukan dari indra. Akan tetapi, Locke tidak berani menegaskan
bahwa ide itu adalah substansi obyek. Substansi adalah persoalan metafisika
sepanjang masa
4. David Home (1711-1776 M)
Empirisme, berpendirian bahwa hakikat pengetahuan adalah
berupa pengalaman. David Home termasuk dalam aliran empirisme radikal
menyatakan, bahwa ide-ide dapat dikembalikan pada sensasi-sensasi (ransangan
indra). William James menyatakan, bahwa pernyataan tentang fakta adalah
hubungan di antara benda-benda, sama banyaknya dengan pengalaman khusus yang
diperoleh secara langsung panca indra.
5. Herbert Spencer (1820-1903 M)
Herbert Spencer berpusat pada teori evolusi.
Sembilan tahun sebelum terbitnya karya Darwin yang terkenal. The Origin of
Species (1859 M), Spencer sudah meneribitkan bukunya tentang teori evolusi.
Empirismenya terlihat jelas dalam filsafat tentang the great unkwable
(fenomena-fenomena atau gejala-gejala). Memang besar dibelakang gejala- gejala
itu ada suatu dasar absolute, tetapi yang absolut itu tidak dapat kita kenal.
Secara prinsip pengenalan kita hanya menyangkut relasi-relasi antara
gejala-gejala. Yang dibelakang gejala-gejala ada sesuatu yang oleh spenser
disebut yang tidak diketahui.
Jadi, dari
beberapa pandangan ahli yang sejalan dengan aliran filsafat empirisme mengemukakan
bahwa aliran filsafat empirisme merupakan aliran yang menyatakan bahwa sumber
pengetahuan itu berasal dari pengalaman yang secara indera bukan berasal dari
akal atu hitungan rasio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar